“Kak
Adel.”
Sesosok
bayangan yang muncul di hadapanku dari balik pohon membuatku terkesiap. Apalagi
setelah ia jelas-jelas memanggil namaku barusan. Setelah kuperhatikan lebih
saksama, ternyata aku mengenal sosok itu. Stella, anak tetangga depan rumahku.
“Stella!
Sedang apa kamu malam-malam di sini?” tanyaku heran. Jalan kampung yang biasa
kulewati menuju rumahku setelah turun dari angkutan umumini sepi dan gelap
tanpa penerangan lampu jalan yang lebih sering mati ketimbang menyalanya. Dan di
dalam angkutan umum, sesaat sebelum turun tadi, aku sempat mengecek jam. Sudah
pukul 9 malam. Mengapa anak seusia Stella masih berkeliaran sendirian di jalan
gelap seperti ini?