Friday, January 8, 2016

Stella


“Kak Adel.”
Sesosok bayangan yang muncul di hadapanku dari balik pohon membuatku terkesiap. Apalagi setelah ia jelas-jelas memanggil namaku barusan. Setelah kuperhatikan lebih saksama, ternyata aku mengenal sosok itu. Stella, anak tetangga depan rumahku.
“Stella! Sedang apa kamu malam-malam di sini?” tanyaku heran. Jalan kampung yang biasa kulewati menuju rumahku setelah turun dari angkutan umumini sepi dan gelap tanpa penerangan lampu jalan yang lebih sering mati ketimbang menyalanya. Dan di dalam angkutan umum, sesaat sebelum turun tadi, aku sempat mengecek jam. Sudah pukul 9 malam. Mengapa anak seusia Stella masih berkeliaran sendirian di jalan gelap seperti ini?